Labuhan – Tradisi tahunan Petik Laut kembali digelar oleh masyarakat nelayan Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh, dengan penuh semangat dan rasa syukur. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang telah berlangsung secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan pesisir.
Acara Petik Laut dilaksanakan secara bergiliran oleh para nelayan dari masing-masing dusun, dengan sistem rotasi sebagai koordinator pelaksana setiap tahunnya. Tahun ini, rangkaian kegiatan dimulai dengan Khotmil Qur’an, dilanjutkan dengan doa bersama (pengajian), dan ditutup dengan panggung hiburan rakyat atau yang dikenal dengan istilah pesta rakyat. Suasana penuh keakraban dan kebersamaan mewarnai seluruh rangkaian acara, yang tidak hanya menjadi momen spiritual tetapi juga hiburan bagi seluruh warga desa.
Menariknya, seluruh biaya kegiatan ini berasal dari swadaya masyarakat, khususnya para nelayan, dengan dukungan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta bantuan operasional dari Kepala Desa. Hal ini menunjukkan kuatnya semangat gotong royong dan solidaritas antarwarga Desa Labuhan.
Namun demikian, untuk meringankan beban para nelayan, pemerintah desa telah merencanakan agar pelaksanaan Petik Laut pada tahun depan akan langsung diambil alih oleh pemerintah desa. Dengan demikian, beban finansial dapat bergilir, memberikan jeda bagi para nelayan untuk tidak selalu menjadi penanggung biaya setiap tahunnya.
Kepala Desa Labuhan, JAWAHIR, S.PdI, M.AP, menyampaikan bahwa pelestarian tradisi ini akan tetap dijaga, namun dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan terkoordinasi. “Kita ingin tradisi Petik Laut tetap berjalan, namun tidak memberatkan salah satu pihak saja. Mulai tahun depan, pemerintah desa akan ambil peran langsung dalam pembiayaan dan pelaksanaan,” ujarnya.
Tradisi Petik Laut menjadi simbol wujud syukur para nelayan atas rezeki laut yang melimpah, sekaligus menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antardusun dan seluruh elemen masyarakat Desa Labuhan.
